Secara
ringkas, seperti yang kita tahu, banyak sifat dan akhlak Nabi Muhammad
SAW yang bisa dipelajari termasuk tawaduk, pemalu, siddiq (benar),
amanah (terpercaya), tabligh, fatanah, tabah, syukur, pemaaf, bertakwa,
beristiqamah, ikhlas, khusyuk, zuhud (hidup saleh tidak dikuasai kemewahan dan kesenangan dunia), lemah lembut dan bijaksana. Sebagai pemimpin, ia sangat menekankan aspek integritas seperti amanah, bertanggung jawab, transparan dan jujur.Beliau mampu menyusun strategi, berani, tegas dan berprinsip. Sebenarnya
bukan sekadar pemimpin negeri atau negara saja yang perlu mencontoh
sifat-sifat Rasulullah SAW ini, sebaliknya mereka yang memimpin keluarga
(orang tua), perusahaan, asosiasi dan sebagainya harus menerapkan
nilai-nilai ini dalam diri mereka. Sayangnya kebanyakan umat Islam di dunia termasuk di tingkat pemimpin sudah melupakan sifat-sifat ini. Akhirnya mereka terjebak ke dalam kancah kekalutan, perpecahan, peperangan dan kecelaruan.Kenyataannya, dunia hari ini mengagumi kepribadian beliau. Michael H. Hart
dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in
History menempatkan Rasulullah SAW sebagai insan paling berpengaruh di
dunia dalam kalangan 100 orang manusia paling berpengaruh di dalam
sejarah dunia. Begitulah kehebatan Nabi Muhammad SAW. Beliau memiliki akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia tanpa membedakan status sosial, warna kulit dan ras. Beliau berbuat baik termasuk kepada orang jahat atau musuh.
Seperti kita tahu, Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak dan sifat-sifat sangat mulia yang bisa dicontoh khususnya empat sifat yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fatanah.Siddiq yang berarti benar merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul untuk membawa wahyu dan agamanya. Rasulullah SAW bukan hanya berbicara benar malah perbuatannya juga benar. Maknanya tidak bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.Sifat kedua yang perlu dicatat adalah amanah yang berarti dapat dipercaya. Jika sesuatu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan sebaik mungkin. Karena itulah penduduk Mekah memberi gelar kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelar Al-Amin yang berarti 'dapat dipercaya'. Apa pun yang ia ucapkan, terpercaya dan diyakini penduduk karena ia terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta. Beliau tidak mengkhianati amanah yang diberikan terhadapnya. Ketika Nabi Muhammad SAW ditawarkan pemerintah, harta dan wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas menyebarkan agama Islam, beliau menjawab:'Demi Allah wahai paman, seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karenanya ". Beliau juga tidak gentar dengan ancaman bunuh terhadapnya.Sifat ketiga yang harus diberi perhatian adalah tabligh yang berarti menyampaikan. Firman Allah SWT disampaikan oleh beliau tanpa ada yang disembunyikan meskipun ia menyinggung diri Beliau sendiri. Sifat keempat adalah fatanah yang berarti bijaksana. Dalam menyampaikan ayat al-Quran dan menjelaskan kepada kaumnya, ia membutuhkan kebijaksanaan yang luar biasa. Beliau harus mampu berdebat dengan orang kafir dengan sebaik-baiknya agar mereka dapat memahami firman-firman Allah SWT. Begitulah sifat-sifat mulia yang ada pada Nabi Muhammad SAW. Apakah dalam menjalani kehidupan sehari pada hari ini, kita memiliki sifat-sifat ini? Di tingkat mana manusia dalam dunia hari ini mampu mengikuti sifat-sifat ini? Berapa banyak yang jujur dan amanah dalam menjalankan tugas mereka sesama umat?Dalam suasana politik hari ini, ada di antara kita yang mengakui sebagai umat Islam yang tidak bersifat siddiq apakah suara, tindakan atau perbuatan, tidak amanah, tidak menyampaikan dan tidak bijaksana. Ada pemimpin yang hanya pandai berkata-kata. Berjanji tetapi tidak mampu menunaikannya. Mereka memungkiri janji yang dibuat baik secara tertulis atau lisan. Bak kata orang cakap tidak serupa bikin atau bikin tidak serupa cakap. Kita bisa melihat contoh di depan mata, siapakah yang mampu mengotakan apa yang dikata atau ketika berjanji ditepati.kita sebagai umat nabi muhammad saw ,harus mengikuti contoh apa yang ada di sifat nabi muhammad saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar